CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, November 21, 2008

.Meja Kayu~Author Unknown

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu,tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun,sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendokdan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itutumpah membasahi taplak.Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semuaini. "Kita harus lakukan sesuatu, " ujar sang suami. "Aku sudahbosan membereskan semuanya untuk pak tua ini." Lalu, kedua suami-istri inipun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedihdari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput sikakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia takmenjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.
Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedangmemainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. "Kamu sedangmembuat apa?". Anaknya menjawab, "Aku sedang membuat meja kayu buatayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudutitu, dekat tempat kakek biasa makan." Anak itu tersenyum dan melanjutkanpekerjaannya.Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka takmampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka.Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama

0 komentar: