CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Jumat, September 26, 2008

Petra : parent's comment

Pendidikan formal Cinta yang pertama di sebuah Playgroup yang belum menekankan kedisiplinan dan tanggung jawab. Bisa dimaklumi, karena yang bersekolah disitu rata rata masih berusia 3 – 4 tahun. Para murid masih boleh ditunggu baby sitter / pembantu masing masing. Datang terlambat ke sekolah juga tidak pernah ditegur.

Pada saat masuk TK Petra, tentu saja ada banyak ‘kejutan’ yang ditemukan oleh anak saya., karena system pendidikan di Petra jauh berbeda dari playgroupnya.

Respect :
Dulu anak saya adalah anak yang tidak mau dekat-dekat dengan anak anak yang dianggapnya nakal atau bermasalah. Kalau melihat teman yang suka memukul teman yang lain, Cinta selalu berusaha menjauhi dan tidak berteman dengannya. Namun setelah di Petra, Cinta belajar menerima kenyataan bahwa anak itu macam macam, ada yang nakal, ada yang baik, dan dengan semuanya dia harus bergaul. Di sekolah, berdasarkan cerita Cinta, dia sering menawarkan bantuan kepada Vanessa, walaupun menurut Cinta, Vanessa ini agak ‘nakal’ (maaf kalau deskipsi anak saya tentang Vanessa salah, ya Bu). Seperti membantu Vanessa menaikkan kursi pada akhir pelajaran atau membantu Vanessa dalam mengerjakan tugas gambar. Walaupun kadang Vanessa menolak untuk dibantu, Cinta tidak kecewa dan tidak pernah kapok, lain kali dibantu lagi.

Cinta juga belajar berbagi. Saya sempat agak heran waktu Cinta cerita bahwa suatu hari ada temannya yang tidak membawa bekal, kemudian Mam Diah mengatakan, siapa yang bawa bekal banyak tolong dibagi. Dan Cinta langsung menawarkan bekalnya. Padahal waktu di playgroup, dia tidak pernah mau berbagi bekal, karena waktu itu gurunya mengajarkan bahwa anak anak tidak boleh minta dan tidak boleh berbagi bekal. Bahkan Cinta bisa menasehati kami dengan berkata “kalau punya teman, walaupun nakal atau tidak cantik tetap harus kita sayang”. Dan semisal waktu saya mengatakan ‘Bajunya mbak Sus (baby sitter Cinta) kok sobek sobek gitu ya”. Cinta malah menegur saya, katanya “Hush, Mamie ndak boleh bilang gitu, nanti kalau mbak Sus dengar jadi sedih”. Wah, malah kami yang belajar dari anak ini Bu J.

Kebiasaan menjabat tangan guru setiap pagi juga rupanya menjadi kebiasaan baik. Setiap pagi begitu sampai sekolah, sebelum menjabat tangan guru yang bertugas di depan,Cinta tidak pernah lupa menjabat tangan pak Satpam yang sedang bertugas di depan, padahal dulu dia pernah takut dengan salah satu pak Satpam itu. Cinta juga sekarang mudah disuruh menjabat tangan teman/saudara kami kalau bertemu, padahal sebelumnya Cinta tergolong pemalu, Kalau diajak bicara oleh orang selain keluarga, Cinta suka sembunyi dibelakang saya dan tidak mau menjawab apalagi jabat tangan. Menurut kami selaku orang tua, hal ini merupakan perubahan perilaku yang sangat bagus.

Honesty :
Selama ini kami memang hampir tidak pernah bermasalah dalam hal kejujuran Cinta. Sejak dia bisa berkomunikasi verbal, kami selalu menekankan, bohong itu tidak bagus. Walaupun melakukan kesalahan sebesar apapun, tidak perlu bohong atau menutup nutupi, harus bilang terus terang, kalau dimarahin karena kesalahannya, itu adalah hal yang sudah sewajarnya dan kami sebagai orang tua akan tetap menyayanginya. Saya selalu bilang ‘kalau bohong nanti Tuhan menangis, jadi kalau ‘ya’, katakan ‘ya’ kalau ‘tidak’ katakan ‘tidak’.Bagitu juga waktu kami tanya, kenapa Cinta di setrap (waktu berdoa tapi lihat sana sini), Cinta bercerita dengan jujur tanpa berusaha membenarkan diri. Karena tidak ada perubahan significant, kami tidak dapat memberikan kesan lebih dalam.

Tanggung jawab :
Yang paling utama terlihat adalah tumbuhnya rasa tanggung jawab Cinta sebagai seorang murid. Pada minggu ke 2 bersekolah, Cinta masih berusaha mencari alasan supaya tidak perlu masuk sekolah. Setiap pagi kami berusaha membangkitkan semangatnya supaya mau berangkat kesekolah. Namun setelah berjalan 2 bulan, Cinta akhirnya sadar bahwa sekalipun dia merasa enggan atau bahkan menangis, dia tetap harus berangkat sekolah, karena kami sebagai orang tua dan para guru di Petra juga menekankan bahwa kewajiban dan tanggung jawab anak adalah sekolah dan kalau mau sekolah di Petra, Cinta juga harus disiplin dan bertanggung jawab. Jadi sekarang kalau bangun tidur pagi, walaupun masih mengantuk, Cinta tidak pernah lagi bilang “tidak mau sekolah”. Bahkan kadang digoda oleh baby sitternya supaya bolos saja, Cinta benar benar ngotot tidak mau bolos, kecuali kalau sakit. Ada waktunya Cinta agak lelet dipagi hari, namun kalau saya ingatkan ‘Mam Diah dan mam Herta bilang tidak boleh terlambat datang kesekolah loh..’ maka dia segera bergerak cepat supaya bisa sampai disekolah sebelum bel berbunyi. Kalau ada tugas atau pesan dibuku penghubung atau dari Gurunya, sepulang sekolah Cinta langsung menelpon saya dikantor dan menyampaikan pesannya. Setiap hari Sabtu sepulang sekolah Cinta selalu mengingatkan saya untuk meraut pensil / crayon dan memastikan tas alatnya siap. Dan setiap hari Senin pagi, sebelum mandi, dia mengingatkan baby sitternya bahwa ini adalah hari Senin dan harus memakai dasi dan topi.

Kemandirian, keberanian & dll :
Di rumah, sekarang Cinta berusaha untuk cebok sendiri setelah buang air kecil (dimana sebelumnya selalu minta dicebokin) karena di sekolah dia juga harus melakukan sendiri. Walaupun mungkin tidak terlalu bersih, namun kami sangat menghargai usahanya. Cinta juga mau minum susu pakai gelas (sebelumnya hanya mau pakai botol). Kata Cinta, “Kata Mam Diah, kalau minum susu pakai botol terus nanti bibirnya gini (sambil memajukan bibirnya)”, Cinta juga jadi rajin cuci tangan. Sering sekali Cinta berkata ‘kata Mam kita harus begini, harus begitu”. Intinya, semua yang diajarkan oleh para guru masuk kedalam hati dan pikirannya.

Sekarang Cinta juga sudah bisa berdoa dengan memejamkan mata dan bersikap pantas. Mungkin karena sudah 2 kali di setrap disekolah ya, Bu J. Bahkan dia bisa mendoakan ayahnya waktu ayahnya sakit pinggang kemarin. Tentunya dengan kata kata yang masih sederhana. Kalau malam, walaupun sudah mengantuk, selalu mengingatkan saya untuk berdoa, sambil berpesan ‘Mamie, jangan lupa bilang Halleluiah, Amin seperti disekolah”

Demikian kesan kami selaku orang tua terhadap perkembangan Cinta selama bersekolah di Petra. Sepenuh hati kami menitipkan Cinta kepada Bapak Ibu supaya menjadi anak yang jauh lebih baik lagi. Mohon jangan ragu untuk menghukum atau menegur kalau memang Cinta melakukan kesalahan karena kami yakin apa yang Bapak Ibu lakukan adalah demi kebaikan murid murid semua.

Terimakasih, Tuhan memberkati Bapak Ibu sekalian.